Album baru BURGERKILL - VENOMOUS, A SHORT STORY OF THE HEAVIEST BAND IN INDONESIA A SHORT STORY OF THE HEAVIEST BAND IN INDONESIA

Senin, 09 Mei 2011

Burgerkill didirikan Mei 1995 berawal oleh Eben, Kimung, Ivan, dan Dadang sebagai band side project yang memainkan oldschool hardcore yang masih jarang dimainkan di ranah musik independen Bandung saat itu. Dio masa awal berdirinya,Burgerkilllebnih banyak manggung di Jakarta sampai akhirnyamereka mulai sering manggung di ranah musik independen Bandung. Masa ini diwarnai dengan masuknya Toto menggantikan Dadang dan mulai menggarap lagu-lagu sendiri.

Tiga lagu pertama mereka “Revolt!”, “Myself”, dan “Offered Sux” lalu disertakan dalam berbagai kompilasi ranah musik Bandung seperti di Masaindahbangetsekalipisan (40125 Records,1997), Breathless tahun 1997, dan merilis singel “Blank Proudness” yang disertakan dalam kompilasi band-band metal Ujungberung Rebels, “Independent Rebel” (Independen Records, 1998). Awal 1999, mereka mendapat tawaran dari perusahaan rekaman independent Malaysia, Anak Liar Records yang berakhir dengan dirilisnya album Three Ways Split bersama dengan band Infireal (Malaysia) dan Watch It Fall (Perancis). Hubungan dengan network underground di Malaysia dan Singapura berlanjut terus hingga sekarang.

Tahun 2000, Burgerkill merilis album perdana mereka dengan title Dua Sisi dan 5000 kaset yang di cetak oleh label indie asal Bandung, Riotic Records ludes habis dilahap penggemar fanatik yang sudah tidak sabar menunggu sejak lama. Di tahun yang sama, band ini juga merilis singel “Everlasting Hope Never Ending Pain” lewat kompilasi Ticket To Ride, sebuah album yang keuntunganya disumbangkan untuk pembangunan sebuah skatepark di kota Bandung. Single ini menjadi sebuah jembatan ke era baru Burgerkill, di mana terjadi peralihan nuansa lagu dari oldschool hardcore (seperti Minor Threat, 7 Seconds, Gorilla Biscuits, Youth of Today, Sick of it All, Instead) menjadi cenderung modern metal dan newschool hardcore dengan beat yang lebih cepat dan lebih agresif, selain itu juga riff-riff powerchord yang enerjik menjadi bagian kental pada lagu-lagu Burgerkill.

Beberapa Mainstream Achievement pun sempat mereka rasakan, salah satunya menjadi nominator Band Independent Terbaik ala majalah NewsMusik di tahun 2000. Awal tahun 2001 pun mereka berhasil melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan produk sport apparel asal Amerika Puma, dan sejak Oktober 2002 sebuah produk kloting asal Australia Insight juga mensupport dalam setiap penampilan mereka.

Pertengahan Juni 2003, Burgerkill menjadi band hardcore pertama di Indonesia yang menandatangani kontrak sebanyak enam album dengan salah satu label besar di negeri ini, Sony Music Entertainment Indonesia. Awal 2004,bersama Sony, Burgerkill merilis album kedua mereka dengan title Berkarat. Lagu-lagu pada album ini jauh lebih progressif dan penuh dengan teknik yang lebih terasah dibandingkan album sebelumnya. Hampir tidak ada lagi nuansa straight forward dan moshpart sederhana ala band standard hardcore yang tercermin dari singel-singel awal mereka. Pada sector vocal dengan tetap mengedepankan nuansa depresif dan kelam, karakter vocal Ivan sang vokalis Bengal lebih berani dimunculkan dengan penulisan bahasa pertiwi dan artikulasi kata yang lebih jelas. Dan di sector musik pun, Toto, Eben, Andris dan gitaris baru mereka Agung semakin berani menjelajahi daerah-daerah baru yang sebelumnya tidak pernah dijajaki kelompok musik keras manapun di Indonesia.Album ini berhasil menyabet penghargaan “Best Metal Production” dalamAnugerah MusikIndonesia 2004.

Pertengahan 2005 di tengah kesibukan mereka mempersiapkan materi untuk album ketiga, terjadiprgantian personil dengan pindahnya Andris ke posisi sekaligus bass. Dengan formasi ini pulaBurgerkill mulai penggarapan materi album ketiga. Namun,
November 2005, Burgerkill memutuskan kontrak kerjasama dengan Sony karena tidak adanya kesepakatan dalam pengerjaan proyek album ketiga. Ditegah gegap gempita rekaman album ke tiga,Burgerkilldihenyakkan dengan meninggalnya sang vokalis,Ivan Scumbag 27 Juli 2006. Namun rekaman terus berlanjut.

Akhirnya, album ke tiga Burgerkill Beyond Coma And Despair rilis di bawah label sendiri Revolt! Records pertengahan Agustus 2006. Album ketiga yang memiliki arti sangat dalam bagi semua personil Burgerkill baik secara sound, struktur, dan format musik yang mereka suguhkan sangat berbeda dengan dua album sebelumnya. Materi yang lebih berat, tegas, teknikal, dan berani mereka suguhkan dengan maksimal disetiap track-nya.

Beyond Coma and Despair menjadi albumyang sangat penting karena merupakan persembahan terakhir dan terbaik dari vokalis kharismatis Ivan Scumbag kepada ranah musik metal global. Album ini mendapat penghargaan sebagai salam satu album terbaik versi majalah Rolling Stone tahun 2007dan juga kemudian dinobatkan sebagai salah satu dari 150 Album Terbaik Sepanjang Masa versi majalah Rolling Stone. Di masa yang sama, Burgerkill juga bekerja sama dengan Kimung dan Minor Books merilis buku biografiIvan Scumbag, Myself Beyond Life and Death. Buku ini membuka ranah kreativitas Burgerkilltak hanya di sisi musiktapijuga di ranah literasi.

Beyond Coma and Despair juga merupakan gerbang masuknya Burgerkill ke ranah musik metal global. Setelah akhirnya mendapat vokalis baru, Vicki, melalui proses audisi yang panjang dan melelahkan, Burgerkill merilis Beyond Coma and Despair di Australia oleh label Xenophobic Records tahun 2008. Awal 2009, Burgerkill melakukan rangkaian tur Australia Barat dengan title Invasion of Noise I. dalamtur ini mereka manggungdi berbagai titikpenting ranah musikmetalAustralia dan ditutup dengan pertunjukan merekadi festival metal bergengsi, Soundwave 2009.

Sepulang tur Australia,mereka segera menggelar tur Asia dengan panggung-panggung di Indonesia, Malaysia,dan Singapura sepanjang pertengahan 2009. Tur juga berlanjut dengan diundangnya Burgerkill untuk tampil di festival paling bergengsi di Australia, Big Days Out 2009. Burgerkill mengulang kesuksesan tur yang diakhiri dengan sambutan positif dari khalayak Australia di panggung ini.

Sepanjang 2010,Burgerkill melakukan penggarapan album terbaru, Venomous. Ini adalah album pertaruhan buat Burgerkill mengingat Beyond Coma and Despair adalah sedemikian jauh merambah pencapaian kreativitas ranahmuskmetal Indonesia. Ini juga album pertama Burgerkilldegan vokalis baru yang akan mewarnai peralanan sejarahnya. Bersama dengan albumini,Burgerkill juga mempersiapkan perilisan film documenter perjalanan Burgerkill denganjudul WeWill Bleed,A Journey of a Heaviest Band on Earth.

Hajar terus jalanan!

Rief \m/666\m/

0 komentar:

Posting Komentar